Thursday, November 19, 2015

Bersyukur Jadi Orang Indonesia : Part 2

Teman kerja asal Hungaria (TH) : Kamu mau terus tinggal di Jerman?
Saya : Enggak. Habis suami saya selesai sekolah kita mau pulang.
TH : Kenapa?
Saya : Kita kan harus membangun negara *sambil ngikik*.
TH : *serius* Iya sih, tapi saya nggak mau pulang ke Hungaria. Disana saya nggak bisa hidup. Ekonominya jelek sekali. Di negara kamu masih bagus ya ekonominya?
Saya : Lumayan. Krisis juga sih. Tapi nggak parah kayaknya.
TH : Oh bagus deh. Saya bahkan nggak bisa makan di Hungaria. Uangnya nggak ada.
Saya : Hoo...

Sebenernya saya nggak yakin juga kondisi ekonomi Indonesia gimana walaupun saya yakinnya memang masih jauh lebih baik dari Eropa timur. Waktu pulang kemarin harga-harga barang memang mahal-mahal minta ampun. Tapi mengintip kehidupan teman-teman saya lewat social media sepertinya semuanya masih baik baik saja. Jadi semoga memang baik baik saja. Kalaupun tidak baik baik saja juga tetap saya bakal pulang kok :D


Read more ...

Tuesday, November 10, 2015

Dikira Pengungsi

Stuttgart kedatangan banyak pengungsi. Karena saya pakai kerudung saya juga sering dikira pengungsi. Karena nampaknya buat kebanyakan orang di sini orang yang pakai kerudung itu asalnya kalau enggak turki ya arab. Kalau Arab berarti pengungsi.

Padahal harusnya orang-orang ini mikir, mana ada pengungsi segendut saya. Mereka kan makan aja susah :|

Sebenernya saya nggak masalah sih dikira pengungsi, karena sampai sekarang saya nggak pernah dapet masalah berarti kayak diskriminasi rasisme etc. Cuma kadang-kadang pengen ketawa aja kalau ketemu orang yang mengira saya pengungsi. Seperti kejadian yang saya alami suatu hari di U-bahn.

Seorang Kakek tiba tiba bertanya pada saya dalam bahasa Inggris "Kamu ke Eropa naek apa?".  Saya jawab naek pesawat. Beliau kaget "Loh, bukan naek perahu?". Saya cuma tertawa sambil menjawab "It will take too much time.  From Indonesia to Germany using boat". "You know since its more than a quarter globe away" tambah saya agak pelan, soalnya percuma jelasin panjang lebar kalau Indonesia ada di benua lain dan nggak ada dekat dekatnya sama Jerman.  Mengangguk angguklah beliau "Saya mengerti. Jadi sekarang mereka bayarin tiket pesawat juga?". "Ha? Siapa yang bayarin?" gantian saya yang kaget. "The Government", jawab si Kakek. "Of course not, I paid my own ticket". "Oh, so you must be very rich then" Tuntas si Kakek sambil terus mengangguk angguk. "Amiiiinn", komentar saya sekenanya. Kemudian saya berdiri untuk turun.

Sepertinya si Kakek tidak bermaksud buruk dan murni cuma ingin tahu, cuma kadang-kadang lucu aja sama orang-orang ini. 



Read more ...