Wednesday, January 29, 2014

Ambil Master di Jerman

Ada makanan yang perlu dibuat.
Ada rumah yang harus di urus.

Seperti nasehat orang-orang, di Jerman saya mengambil master.

Jurusan yang saya pilih adalah Master of Domestic Affairs di Universität Böblinger StraβStuttgart dengan minor Master of Cooking dan Master of Cleaning. Semoga lulus dalam tiga tahun dengan nilai gemilang.


Hehehe!

Read more ...

Saturday, January 25, 2014

Bayar Belanjaan Di Jerman

Membayar belanja di kasir, menurut saya, adalah kegiatan sehari hari paling menegangkan di Jerman. Di sini, barang-barang belanjaan harus dimasukan sendiri ke kantung belanjaan, kasir cuma perlu menggeser geser barang belanjaan di atas mesin pembaca barcode. Sebanyak apapun belanjaannya, waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap pembeli  paliiiiiing lama 30 detik. Masalahnya orang Jerman, entah kenapa, selalu terburu buru dan mereka paling sebal mengantri (Mungkin karena itu orang Jerman jago bikin mobil mobil paling cepat di dunia. Mereka hobi ngebut. Bayar kasir aja ngebut). Akhirnya saya selalu deg degan setiap kali akan membayar belanjaan. Tambahan lagi saya masih kurang familier dengan uang euro. Biasanya kalau sudah kesulitan mikir antara masuk masukin segala ayam telor susu mentega paprika ke kantong belanjaan dan bayar, saya kasih aja uang pecahan besar sehingga kasir tinggal memberi uang kembalian. Masalahnya kebanyakan bayar pakai uang pecahan besar menimbulkan persoalan baru : belanja akhir minggu atau bulan jadi lebih sulit karena uang saya receh semua. 

Seperti saya bilang, saya belum familier dengan uang euro. Uang receh disini ada pecahan 2 euro, 1 euro, 50 cents, 20 cents, 10 cents, 2 cents, dan 1 cents. Sampai pecahan 20  cents saya nggak bingung-bingung amatlah. Tapi kalau yang menumpuk uang 1 cents itu baru rada lama mikirnya. 

Akhirnya setiap kali belanja dengan uang receh, saya selalu hitung total belanjaannya dalam hati, kemudian mojok dulu buat ngitung uang receh yang saya punya supaya jumlahnya pas. Untungnya orang sini nggak ada yang suka ngeliatin atau pengen tau urusan orang. Jadi saya bisa dengan nyaman mojok deket selai selai atau roti roti atau apapun lah yang bisa dipojokin kemudian menghitung satu…dua…tiga…kadang pakai bahasa Indonesia, kadang Inggris, kadang Jerman, kadang Jawa (hehe!). Riweuh lah. Mana saya ini nggak jago ngitung-ngitung uang begini. Kan saya dulu nggak keterima waktu melamar kerja di berbagai bank karena nggak jagoan ngitung :P. Mungkin harusnya saya ikut Kumon dulu sebelum pergi ke sini. Ckckck!

Problematika transaksi di kasir tidak berhenti setelah saya berhasil menghitung uang. Sudah dihitung pun saya masih suka deg degan depan kasirnya. Mereka nggak pernah protes sih saya bayar belanjaan dengan berbagai macam uang cents. Merekapun dengan sabar bersedia menghitung tumpukan uang receh itu. Masalahnya kalau saya salah hitung dan uangnya kurang, saya suka bingung berapa yang mereka minta, pan ngomongnya pake Jerman, Schwabisch pulak alias medoknya Jerman. Kalau sedang kejadian begitu saya suka bengong dulu 5 detikan buat mencerna keadaan. Beruntung jika saya bisa mendengar berapa yang diminta dan memberikan keping receh yang tepat, kurang beruntung kalau yang saya dengar cuma "sweizesweizzz" hingga biar aman saya kasih receh pecahan gede dengan akibat uang receh yang sudah saya hitung sepenuh hati di pojokan kembali lagi sebagian pada saya. 

Tambahan : udahlah acara bayar membayarnya lebih tegang daripada pemeriksaan imigrasi buat masuk Jermannya sendiri, entah kenapa tiap saya bayar di kasir selalu ada orang Jerman mengantri di belakang, yang dengan tampang kaku, mengetuk ngetuk kaki ke lantai dengan tak sabar. Ya nasib ya nasib. 
Read more ...

Wednesday, January 22, 2014

Jauh Dari Tanah Air : Catatan 1 Bulan

Kadang kita harus pergi dulu 11.000 km jauhnya untuk menyadari bahwa dibalik segala kesemrawutannya, ada banyak hal kecil yang patut disyukuri karena kita tinggal di Indonesia. Hal hal kecil seperti : 
  • Tidak perlu jalan jauh untuk naik kendaraan umum. Angkot, metromini, bis kota antar provinsi semua bisa berhenti dimana saja dan kapan saja. Kalaupun harus jalan agak jauh ada ojeg siap siaga di setiap perempatan.
  • Minimarket/supermarket di setiap gang yang buka 24 jam 7 hari seminggu. Tidak perlu menunggu Senin siang ketika telur habis sabtu malam :P
  • Tak perlu pergi 5 stasiun jauhnya dan berganti 2 kali moda transportasi untuk sekedar beli daging atau cabai atau sayur. Ada tukang sayur yang lewat depan rumah, baik cuaca terik maupun hujan badai.
  • Tidak perlu bersusah payah mengangkut barang barang berat ketika mengejar pesawat, kereta api, atau bis atau sekedar belanja. Ada orang-orang yang mau dibayar untuk mengangkat barang-barang berat di hampir semua tempat. 
  • Tak perlu repot ketika kelaparan tengah malam. Tukang pecel lele, nasi goreng, dan nasi padang  ada di setiap jalan, kelurahan, kecamatan, kota, dan provinsi. 
  • Tak perlu rusuh memisahkan sampah dan tak perlu pusing karena ketinggalan jadwal angkut sampah. Di Indonesia tukang sampah gerobak dan truk siap mengangkut sampah apapun jenisnya. 
  • Tak perlu pakai baju tebal untuk sekedar beli burger. Delivery fast food siap siaga mengantar makanan selama 24 jam.
  • Tak bingung dengan jadwal sholat. Matahari yang hadir 365 hari dalam setahun, terbit dan tenggelam di waktu yang relatif sama setiap harinya.
  • dan sebagainya dan sebagainya.
Kata orang, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Ternyata rumput kita kalau dilihat dari tetangga juga nggak kalah hijau kok. Hehehe! :D 
Read more ...

Saturday, January 18, 2014

Wald


...yang perlu saya lakukan hanyalah menyeberang jalan.
Read more ...

Wednesday, January 8, 2014

Rumah (Temporer) Kami

Di Jerman kami tinggal di apartemen yang letaknya di lantai 2 rumah 3 lantai.
Ini pertama kalinya semenjak menikah kami punya tempat tinggal sendiri. Biasanya numpang orang tua  :P
Kami menyewa apartemen ini dalam keadaan kosong melompong, kecuali bagian dapur dan kamar mandi. Walaupun dana yang kami miliki terbatas, dengan banyak bantuan dari IKEA (hahaha!) yang menyediakan furniture murah. Jadilah tempat tinggal yang cukup nyaman :D
Ruang Tengah. Jendelanya besar besar jadi terang. Kiri sebelum dibereskan, kanan setelah dibereskan. All furniture by IKEA.
Kamar Tidur. Kiri Sebelum dibereskan, kanan setelah dibereskan. All furniture by IKEA.
Flur. Ruang yang menghubungkan ruang ruang di rumah. Kiri sebelum dibereskan, kanan setelah dibereskan. Tidak banyak perbedaan karena memang begitu begitu saja. Hehehe! Karena sampah diangkut sesuai jadwal kadang-kadang menumpuk di flur. 
Dapur dan kamar mandi. Tidak terlalu beda dengan kondisi aslinya karena memang sudah begini dari awalnya :P
Kalau main ke Stuttgart sila mampir :D


Read more ...

Tuesday, January 7, 2014

The Secret Recipe of Emak-Emak Amatir!

Rahasia emak-emak amatir macam saya untuk bisa menyediakan makanan enak bagi suami adalah :
Kiri kalau ingin masakan Jerman. Kanan kalau ingin masakan Indonesia. Semua senang. Semua Gembira :))

Haha!
Read more ...

Monday, January 6, 2014

Sekilas Jerman : Heidelberg

Weekend ini kami mengunjungi kota tua (altstadt) Heidelberg. Dimana salah satu kastil tertua dan terkenal di Jerman berada.

Kastilnya ada di atas bukit.

Buat saya yang jarang olahraga, naik ke atas kastil cukup bikin ngos ngosan.

Tapi pemandangan dari atas keren sekali.

Di sana kami ikut guided tour seharga 4 euro (Januari 2014).
Karena ikut tour kami bisa masuk ke bagian dalam kastil dan mendengar ringkasan cerita mengenai sejarah dan fakta menarik dari kastil ini. Beberapa yang saya ingat :
  • Heidelberg Kastil pada awalnya berfungsi sebagai benteng. Di Jaman Renaissance bangunan-bangunan dan taman cantik dibangun di kawasan benteng. Fungsi benteng pun berubah menjadi kastil tempat tinggal raja. 
  • George I yang merupakan kakek buyutnya kakek buyut dari kakek buyutnya Ratu Elizabeth II (haha!), lahir di kastil ini. Beliau lebih bangga menjadi orang Jerman daripada menjadi orang Inggris, sehingga memilih untuk tetap bicara dalam bahasa Jerman, bahkan ketika memerintah Kerajaan Inggris.
  • Ada satu ruangan tempat para ksatria berkumpul untuk berpesta. Di ruangan itu terdapat lubang di dinding tempat para ksatria memuntahkan makanannya setelah makan, agar mereka bisa terus makan tanpa kenyang!
  • Tong anggur terbesar di seluruh dunia (pada saat itu) terdapat di bagian dapur kastil Heidelberg. Dengan volume 220.000 liter, tong itu memenuhi kebutuhan 1000 orang yang ada di kastil setiap harinya. Karena pada jaman itu air di kawasan Heidelberg sangat terkontaminasi maka orang lebih memilih untuk minum anggur.
  • Salah satu gerbang kastil konon dibuat dalam satu malam, sebagai hadiah kejutan bagi Elizabeth of Bohemia Isteri Frederick V, Elector of Palentine, penguasa Jerman saat itu, di hari ulang tahunnya yang ke 19. Memang masih kalah dengan Bandung Bondowoso yang bikin 999 candi dalam semalam. Tapi usahanya bolehlah :P
  • Kastil Heidelberg dihancurkan pada masa kolonial Perancis. Konon karena Perancis sebal ada bangunan Renaissance cantik yang letaknya bukan di Perancis. Iri gitu ceritanya. Hehe!
  • Aspirin dipatenkan dan diproduksi pertama kali oleh perusahaan Bayer. Fakta ini saya dapatkan di Museum Farmasi yang ada di dalam kastil.
Itu saja fakta-fakta yang berhasil saya tangkap. Untuk sejarah lengkap kastil Heidelberg, sila buka laman Wikipedia tentang Kastil Heidelberg. Karena saya sendiri kurang paham. Hehe!


Kota Tua Heidelberg.
Kanan bawah bangunan tertua di Heidelberg yang nggak ikut dihancurkan saat kolonial Perancis, karena Perancis suka sama gedungnya. Sekarang jadi hotel dan restaurant :D
Taman Kastil Heidelberg dulu terkenal karena keindahannya (Gambar Kiri).
Sekarang. Hmmm tidak begitu. Neptunus saja sampai pusing mikirinnya :D
Setelah jalan menanjak sejauh 100 meter. Pemandangan ini yang didapatkan. Karena kabut suasanya makin mirip jaman dulu.
Taman samping. Hadiah ulang tahun ke-19 untuk Elizabeth de Bohemia.
Gerbang yang ada di gambar kiri disebut Elizabeth Gate dan katanya dibangun hanya dalam waktu semalam!
Halaman Kastil. Bentuknya seperti kota tersendiri. Buat masuk ke halaman ini perlu bayar tiket 6 euro (Januari 2014)
Bagian dalam kastil, yang hanya bisa dilihat kalau ikut guided tour. Cukup menarik. Nggak rugilah keluar uang 4 euro untuk ikutan (Januari 2014) :D
Tong anggur terbesar di dunia (gambar kiri). Tong anggur terbesar kedua di dunia (gambar kanan atas). Parkeo, si penjaga tong anggur. Pelawak sekaligus peminum terkuat di kastil. Tingginya cuma 1 meter. Mati karena diare, gara gara terbujuk untuk minum segelas air putih.
Puing-puing kastil. Gambar paling kiri disebut Thick Wall. Menara penjaga.
Museum Farmasi. Harga tiket masuk termasuk tiket masuk ke museum ini. Saya baru tahu bangsa Jerman bangga dengan Farmasinya :)))
Sekian dan Terimakasih :D

Read more ...

Wednesday, January 1, 2014

Belanja Makanan di Jerman


Satu hal yang tidak perlu kami khawatirkan saat tinggal di Jerman adalah makan.

Bahan makanan di sini sangat murah. Kalau tidak sangat murah. 
Bahan makanan atau Lebensmittel atau Groceries (Kiri). Karena baru minggu pertama kebanyakan belanja bumbu. Beleg atau Receipt atau Bon (Kanan).Jarang yang harganya di atas 2 euro. Kecuali bahan makanan impor macam sereal dan olive oil.
Dengan 10 euro saya bisa mendapatkan :

2 kilo nasi/2.5 kg kentang
10 butir telur
500 gram bayam
500 gram dada ayam
1 liter susu

Tambah 3 euro lagi saya bisa dapat 1 kg wurst (sosis) yang sangat disukai orang Jerman.

Bisa untuk 8-10 kali makan. Lengkap karbohidrat + protein + vitamin + mineral.
Pantas saja atlet atlet dari negara maju bisa begitu jago jago.
Mereka bisa makan telur 10 butir sehari untuk membentuk otot tanpa khawatir gajinya habis cuma untuk makan. Walaupun mungkin bisulan kali ya :D
Hasil Masakan Di Bawah 3 euro. Bahannya itu itu aja. Hehehe!
Kunci makan murah sebenarnya adalah membuka diri untuk makan makanan orang sini. Jangan pengen makan makanan Indonesia terus. Bisa bangkrut :D
Ps : Jangan konversi harga ke rupiah. Pasti jatuhnya mahal. Bandingkan dengan pendapatan perbulan. Rata-rata, satu keluarga Jerman punya budget untuk makan minimal 300 euro.
Harga 1 kg daging sapi : Budget makan = 10 euro : 300 euro = 1: 30
Keluarga Jerman bisa makan 30 kg daging perbulan tanpa takut bangkrut :D
Read more ...