Sunday, August 4, 2013

Ich spreche (ein bisschen) Deutsch!



Karena pada awalnya kami dapat informasi bahwa untuk mendapatkan visa spouse, saya harus punya sertifikat Start Deutsch 1 atau German Language for Foreign Speaker Level A1. Jadilah saya mengambil kursus bahasa di Goethe Institut.

Saya tidak pernah merasa punya bakat dalam bahasa asing. Bahasa Inggris saya pas pasan. Saya tidak pede menulis sesuatu yang ilmiah dengan bahasa Inggris, walaupun saya hobi baca buku bahasa Inggris dan tes Toefl bilang bahasa Inggris saya nggak jelek jelek amat.

Tapi ternyata di umur segini (semacam udah tua) saya menemukan belajar bahasa itu lumayan menyenangkan. Menurut suami karena banyak “aha moment” yang ditemui selama belajar bahasa. Seperti tadi malam saya menonton Inglorious Basterd di televisi dan menemukan diri saya sedikit mengerti bahasa Jerman yang disampaikan di film itu. Atau saya tetiba paham dengan istilah istilah seperti Ãœber Alles yang dulu saya pikir cuma berkaitan dengan sepak bola. Hehehe!

Hal menyenangkan lain dari belajar bahasa adalah ketika dapat nilai Sehr Schön (excellent) atau ucapan Sehr Gut (very good) dari guru. Hahaha! Jiwa kompetitif saya di masa sekolah ternyata belum sepenuhnya padam.

Beberapa minggu belajar bahasa, saya diberitahu kalau pasangan penerima beasiswa DAAD dijamin akan dikursuskan bahasa di Jerman,  jadi saya tidak perlu belajar di Indonesia. Tapi saya nekad meneruskan belajar, dengan tekad mengumpulkan  bekal untuk menjalankan peran isteri di negeri orang (yang sebagian besar warganya malas atau tidak bisa bicara bahasa Inggris). Yah supaya nanti disana paling tidak saya bisa pergi kemana mana sendiri, bersosialisasi dengan tetangga,  dan bisa belanja di pasar.

Walaupun secara administratif sudah tidak memerlukan sertifikat, setelah lebaran saya tetap mau ikut ujian Start Deutsch 1. Kenapa? Karena hidup perlu tantangan dan saya toh tidak punya kerjaan. Hehehe!
Read more ...

Saturday, August 3, 2013

Jadi Isteri Catatan 14 Bulan : Kangen

Karena ayam perlu dicuci dan Osama bukan fiksi.




Miss you much suami! haha!
Read more ...

Thursday, August 1, 2013

J Untuk M (A Late Birthday Present)


Kenapa J untuk M?

J membutuhkan M. Untuk menemani menyusuri pantai, menatap birunya langit dan menikmati gelitik pasir di kaki. Sesuatu yang sangat M sukai.

J membutuhkan M. Untuk mengajak berkeliling dunia. Bergandeng tangan mengikuti peta. Menapaki sejarah kota kota. Sesuatu yang selalu diinginkan oleh M.

J membutuhkan M. Untuk bersama membuka jendela dunia. Mengingat kisah lama yang terlupa. Membuka kisah baru yang menarik. Aroma kertas yang mulai menguning memenuhi sudut sudut ruangan. Sesuatu yang berharga bagi M.

J membutuhkan M. Sebagai teman bercerita dan bertukar pikiran. Masalah dan solusi. Pertanyaan dan jawaban. Keingintahuan yang besar. Sesuatu yang tak pernah membuat M bosan.

J membutuhkan M. Sebagai pendamping hidup yang kuat dan mandiri. Pendorong dan penyemangat. Hal hal yang akan selalu dilakukan oleh M terhadap orang yang disayanginya.

...

...

...

Akan tetapi lebih dari semua itu, kenapa J untuk M?
M membutuhkan J. Sebagai pengingat bahwa Peterpan-pun, pada akhir cerita, memilih untuk menjadi dewasa :)


Note :
Puluhan mungkin malah ratusan jam sudah pernah saya habiskan dengan M dalam perjalanan. Kami ada di Bali ketika hatinya patah. Tak ada cerita yang terucapkan. Saya-pun tidak bertanya. Hari itu kami habiskan dengan duduk menatap sunset di Pantai Kuta. Kemudian diakhiri dengan makan Pizza.

Lebih dari tiga tahun setelahnya. M memberitahu saya pada bahwa dia sudah sangat ingin ada J dalam hidupnya dan saya pun bersedia membantunya mencari.

Saya berjanji membuat tulisan di blog mengenai hal ini sebagai hadiah ulang tahun. Tapi karena saya sibuk sok sibuk. Jadilah baru hari ini saya sempat membuat tulisan ini.

P.S.
Semua orang tahu siapa M.
Kalau ada yang tahu keberadaan J, tolong beritahukan kepadanya dimana M menunggunya :)



Read more ...