Saturday, February 23, 2013

Orang - Orang Menyebalkan di Bioskop


1. Orang yang Hobi komentar. Keras keras. Nggak Berhenti Berhenti Sepanjang Film.
Masih mending kalau yang dikomentarin itu hal hal yang memang pantas dikomentarin. Nyebelin itu kalau yang dikomentarin adalah hal hal nggak penting, seperti : “Warna lipstiknya nggak cocok deh”, “Mobilnya kok biru sih?”, “Layarnya kok burem?!”, “Ih ini siapa sih yang bau kaki?! (Bukan saya!)”
Untuk orang orang seperti ini saya sarankan dengan sangat untuk mempelajari ilmu kebatinan secara lebih mendalam. Terutama dalam bidang ngebatin. Alias mengucapkan semua komentar di dalam hati saja. Karena sungguh nggak ada yang peduli sama hal hal yang Anda komentari. Kecuali mungkin yang tentang bau kaki. Yayaya.

Oh dan yang layarnya burem, sebelum komentar keras keras, coba kacamata 3D-nya dipake.

O_o

2. Orang yang Suka Menjelaskan. Keras keras. Tanpa Diminta.
Tau kan, orang orang yang sepertinya merasa punya tanggung jawab untuk menjelaskan setiap kejadian di film ke semua orang disekitarnya.
Menurut pengamatan saya pribadi, kebanyakan yang kelakuannya begini orang yang lagi salah tingkah karena PDKT, baru jadian, gebetannya duduk di sebelah. Atau emang orangnya suka show off. Sebenernya kalau penjelasannya memang penting sih nggak papa. Mengganggu tapi masih bisa diterima. Menyebalkan itu kalau penjelasan diberikan dengan suara keras dan informasi yang disampaikan sudah diketahui secara umum.  Semacam :
“Leonardo Di Caprio yang maen Titanic”, “Book itu bahasa inggrisnya buku”, “ yang dikanan itu pintu exit buat keluar”, “Pop Corn itu dibikin dari Jagung”.
Jadi, kepada mereka mereka yang merasa memiliki kewajiban untuk menjadi Wikipedia berjalan, saya sarankan sebelum memberikan penjelasan kenceng kenceng, bekali diri terlebih dahulu dengan wawasan yang luas. Perbanyak baca koran. Atau tonton gosip petang. Atau baca text book kuliah. Atau nonton Indonesian Lawyer Club (Ahem). Jadi walaupun tetap menganggu, penjelasan yang diberikan bisa lebih bermutu, menambah kadar inteletualitas Anda di mata orang sekitar dan menambah pengetahuan orang – orang yang “nggak sengaja dengar”. Yah kecuali Anda emang nonton sama orang yang nggak tau kalau Pop Corn itu dari jagung, coba simpan penjelasan Anda untuk perjalanan pulang. 

O_o


3. Orang yang Ngemil Kentang Goreng atau Nachos.
Baunya bikin laper. Mengurangi kekhusyukan nonton. Titik.


4. Orang Orang Berjambul (Apapun Jenis Terowongannya), atau Berkonde, atau Bersuntiang yang Duduk Tegak. Sepanjang Film.
Kalau sial duduk di belakang orang-orang begini, nonton bioskop berasa nonton VCD bajakan. Ketutupan. Belum lagi kalau ada adegan seru dan jambul atau konde atau suntiangnya goyang goyang. Berasa nonton wayang kulit karena layar jadi penuh bayangan.
Oleh karena itu, untuk menghindari hal hal mengerikan seperti konde dan suntiang melayang dalam kegelapan karena emosi yang tak tertahankan, disarankan bagi orang yang terilhami untuk memakai jambul atau konde atau suntiang saat nonton bioskop, dan tidak berminat untuk menyandarkan punggungnya atau membenamkan tubuhnya dalam dalam ke kursi, agar duduk di kursi paling belakang, atau dengan sukarela duduk di tangga. Atau nonton dari samping bareng mbak mbak penjaga pintu masuk. Atau bareng operator proyektor. Atau nggak usah nonton aja sekalian. Nyusah nyusahin orang yang pengen cari hiburan aja.  Yayaya!


Ps : Walaupun tulisan ini tidak merujuk kepada pihak pihak yang saya kenal pribadi, akan tetapi tidak dipungkiri sedikit terilhami dari mas mas yang duduk di sebelah saya waktu nonton Django Unchained kemarin lusa. Si mas mas yang ngartiin semua ungkapan bahasa inggris yang ada di film itu. Seakan akan sebioskop nggak ada yang bisa baca subtitle :P

Kepadanya saya ucapkan : "Maapkan saya mas!"
Read more ...

Kelakuan Aneh


Tadi siang lihat mas mas oles oles ketek pake deodoran roll on di dalam angkot.
Kelakuan orang kok makin hari makin aneh aneh aja ya.

O_o
Read more ...

Wednesday, February 20, 2013

Tesis dan Fitness


Karena kuliah S2 saya sudah ada di ambang batas drop out, saya membulatkan tekad untuk menghabiskan waktu hanya mengerjakan tesis dan fitness.

Nggak main main. Supaya rajin, saya udah daftar jadi member fitness club. Clubnya juga bukan yang murah. Paling nggak buat ukuran kantong saya, cukup mahal.

Kenapa harus fitness? Jawabannya biar sehari ada alasan beberapa jam buat keluar rumah, gerak, dan ketemu orang.

Memangnya kenapa harus gerak? 
Cobain deh ngerjain tesis sebulan, cuma dikamar terus. Sendirian. Nggak lihat matahari. Nggak gerak.
Kalau nggak depresi. Hebat!! :)))))

Read more ...

Telepon Darurat


“Beb, ada orang tereak tereak depan rumah. Ngancem ngancem. Ngeri”
“Telepon Pak RT”
...
“Nggak aktif nomernya”
“Telepon Pak No (Hansip)”
“Nggak tau nomernya”
“103?”
...
“Beb, itu nomor jam”
“Hmmm, telepon 108, tanya telepon polisi”
...
“Disuruh nyebutin alamat kantor polisinya. Nggak apal.”
“Bilang aja yang di deket rumah”
...
“Udah, nggak diangkat ama polisinya”
“Telepon tetangga”
“Nggak tau nomer teleponnya”
“Telepon 14045 suruh anterin cheeseburger”
“Beb, jangan ngaco deh, I hate cheeseburger”
“Jangan ngelawak deh”
“PHD aja”
“Yo wes apa kek, yang 24 jam”
“Beb, duit aku cuma 10.000, minimal delivery 50.000”
...
...
O_o


PS : Emang kalau ada yang darurat darurat, mesti nelepon kemana sih?

Read more ...