Friday, February 25, 2011

Berpikir

Kemarin saya melihat tweet tentang tawaran magang dari Aku Cinta Indonesia...subject-nya traveling...

Dengan impulsifnya saya kirimkan CV saya. Menyatakan kalau saya sangat suka traveling dan sangat cinta Indonesia.

...

Hari ini saya mendapat telepon untuk interview hari senin.

...kuliah...

Tanpa sadar saya menggenggam handphone saya erat erat..

...berpikir...

Sebegitunya saya ingin berpergian..

..Sigh...

Sepertinya keinginan saya untuk berpetualang harus saya kesampingkan dulu, demi menyelesaikan kewajiban saya yang lain.

...

Tapi lihat nantilah siapa tau saya berubah pikiran.

Read more ...

Thursday, February 24, 2011

Roti Abon

Suatu hari adik saya meminta saya memotong poninya...

Hasilnya?

saya harus mentraktirnya potong rambut di salon mahal dan makan pizza...

Soalnya hari itu seharian adik saya dipanggil roti abon oleh teman temannya karena potongan poninya yang super pendek...cuma sisa sejumput diatas keningnya..mirip roti berhias abon yang dijual di koperasi kampus..hehe!!
Read more ...

Sunday, February 20, 2011

Suatu Saat Di Pesawat Terbang


Ini hari minggu. Karena besok senin saya kuliah seharian penuh, seharusnya saya bikin PR (Pekerjaan Rumah) atau membereskan pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai dan bukannya malah sibuk menulis blog. Yayayaya...tapi saya ingat cerita ini dan saya harus menuliskannya...

Suatu siang, saya dan teman saya sedang dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Batam. Naik pesawat "piiiippp". Bisa diduga delay-nya lebih lama daripada waktu terbangnya. Tapi cerita ini bukan tentang itu. Ini cerita lain.

Alkisah, saya dan teman saya ini mendapat kursi nomor 1. Karena tidak ada kelas bisnis, maka kami duduk tepat di belakang cockpit. Ini untuk pertama kalinya kami duduk di kursi nomor 1. Rasanya? Lapaaaannng. Biasanya kursi nomor 1 memang untuk bule yang kakinya lebih panjang dari orang Indonesia. Tapi cerita ini juga bukan tentang kursi nomor 1 atau bule berkaki panjang. Ini cerita lain.

Kami duduk bertiga dengan Bapak-bapak India (atau bangladesh? nepal? gitu deh..) berbadan tinggi besar menggunakan celana pendek. Tapi ini bukan cerita soal celana pendeknya. Oho bukan.

Si bapak bapak ternyata orang Singapura keturunan India dan punya hobi mengobrol akut. Semenjak belum tinggal landas, hingga mendarat kembali, Bapak bapak itu sibuk memberitahu kami berbagai macam hal, eitss tapi bukan jualan kain (mentang-mentang orang India). Hehe. Ini beberapa hal yang bapak itu beritahukan kepada kami, pakai bahasa Inggris ya...no subtitle for singlish :

1. Do Good Be Good that’s religion

2. Your mother is a living God. Put her in your heart and you will not choose the wrong path

3. You’re so young… learn learn learn… you’ll find your way..

4. It’s about time.. control the time not being controled by time..

5. Learn finance… you’ll be big on 2014 if you have knowledge on finance….

6. Nowadays many people are plastic..but you’re real..You’re simple.. and cool..

7. Make you’re self pretty..it’s not a sin to be pretty..

8. Do you take self defence course? i bet you do good on that…

Cukup bagus bukan kata- katanya? apalagi bapak itu juga sepertinya berbakat menjadi (atau memang seorang) ahli motivasi. Bicaranya jelas dan enak didengar. Makanya saya jadi ingat terus kata - katanya.

Setelah menyampaikan nasehat nasehat yang bagus, Bapak itu kemudian bercerita bahwa secara berkala dia datang ke laut selatan jawa untuk bertemu penguasa laut selatan atau yang dikenal sebagai Nyi Roro Kidul (saya langsung membayangkan Suzanna). Katanya dia sering diundang ke Istana Sang Ratu untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan. Kami kemudian disuruh membaui cincinnya yang dihiasi batu akik besar. Katanya cincin itu pemberian Sang Ratu, dan kami beruntung bisa membauinya, karena cincin itu hidup dan bisa menyalurkan keberuntungan dari Sang Ratu kepada orang yang menyentuhnya. Memang hebat Nyi Roro Kidul ini, sudah Go International lebih dulu dari Agnes Monica. Ck ck ck.

Setelah sampai di Bandara Batam, Bapak itu memberi kami nomor teleponnya (yang entah kemudian disimpan dimana oleh teman saya). Katanya kalau kami bertemu lagi dengannya suatu saat nanti, kami harus menyapanya.

Tapi setelah saya pikir pikir lebih jauh tentang ratu pantai selatan, cincin, celana pendek, dan ukuran tubuh bapak itu, saya jadi curiga bahwa sebenarnya bapak itu Jin yang menyamar jadi manusia. Ah coba saya merekam video bapak itu dulu. Kan lumayan kalau dia beneran Jin, videonya bisa di jual ke TV lokal atau dibikin jadi judul film : misalnya Jin Gaul Selat Batam, atau Jin Gaul dan Penguasa Laut Selatan...apapun deh asal jangan Jin Ngesot Selat Batam aja. Soalnya susah kayaknya ngesot di air.

Oke, lupakan bagian yang mulia ratunya teman-teman, ambil saja kata-kata bijak bapak itu untuk direnungkan. Btw, setelah membaui cincin akik pembawa keberuntungan, saya masih begini-begini saja tuh. Mungkin lain kali harus saya coba lagi saja menambah keberuntungan lewat cincin akik, tapi sepertinya yang berikutnya harus dengan cincin akik dari Penguasa Laut Utara, kali ya..Yadayadayada.

Read more ...

Panggilan Jiwa

Kerja karena panggilan jiwa itu benar-benar ada loh...ya iyalah, kalau tidak siapa yang akan jadi ustad, pendeta, biksu...dan sebagainya? Hmmmm ini deh saya kasih contohnya di kehidupan nyata...

Adik saya menghabiskan sebagian besar waktu di 5 semester awal masa kuliahnya untuk menjadi jurnalis di majalah kampus. Kerjaannya mewawancara orang, menulis berita, mengedit dan sebagainya. Walaupun tidak mempengaruhi akademiknya, tapi nampaknya adik saya cukup pusing juga dengan kesibukannya selama ini. Makanya di awal semester 6, dia bertekad untuk tidak lagi berhubungan dengan bidang jurnalistik, dan fokus pada pelajaran dan minatnya yang lain. Dia mendaftar les perancis, memfokuskan diri pada topik TA, dan mulai menjalankan misi yang sudah lama diembankan ibu kami : Cari pacar. Adik saya biasanya serius kalau punya tekad. Makanya saya percaya percaya saja dengan omongannya.

Sebulan setelah adik saya mencanangkan tekad hidup tanpa kegiatan jurnalisme, di kampus kami ada huru hara. Ada yang membakar-bakar kampus. Sebenarnya tidak huru hara amat sih, cuma cukup bikin pusing pihak rektorat.

Setelah kejadian itu, pagi-pagi kampus heboh, dan petangnya, suasana jadi agak-agak tegang. Mobil pemadam kebakaran mondar-mandir, satpam juga berkeliling-keliling sambil sibuk bicara menggunakan walkie talkie. Hari itu si Adik ijin pulang malam karena ada acara himpunan. Sebagai kakak yang baik, agak-agak khawatir juga kalau adik pulang malam-malam di kamus yang sedang gak jelas keadaannya. Jadilah jam 7 malam saya kirim sms menyuruh dia pulang cepat :

Saya : heh, pulang cepetan, di kampus ada teroris....

Adek : Iya bentar lagi, ini lagi wawancara satpam..

Saya : heh??

Keesokan harinya, pagi pagi si adik sudah sibuk dengan laptopnya dan telepon yang tak henti hentinya berdering.

Saya : "Kamu gak kuliah?"

Adek : "Ntar ah, nanggung...ini lagi bikin artikel soal kebakaran..."

Saya : "heh???"

Malam harinya....

Saya : "Kamu pulang jam berapa?"

Adek : "Ntar lagi, ini lagi ngelihatin polisi meriksa meriksa...sambil wawancara orang rektorat..."

Saya : ???

Besok paginya lagi...

Adek : "Aku badminton dulu ya..."

Saya : "Daaahhh...."

Siangnya....

Saya : "Heh, udah selesai belon badmintonnya? belanja yuk...."

Adek : "Bentar...bentar ... aku lagi di kampus nih...investigasi...ada kebakaran lagi soalnya..."

Saya : "Heh???? bukannya katanya kamu mau stop jadi wartawan?"

Adek : " iya sih...tapi penasaran..."

Saya :"Halah...halah...halah..."

Nah..nah...Inilah teman-teman, yang saya namakan panggilan jiwa.

Tekad sekeras apapun akan kalah dengan naluri.

Adik saya bertekad, setelah lulus kuliah dia akan melajutkan S2 bidang air di Perancis, dan jadi dosen. Melihat gelagatnya selama ini sih, saya curiganya dia malah akan menetap di Afrika dan menghabiskan waktunya untuk meliput perang saudara.

Ck ck ck....

Read more ...

Sunday, February 13, 2011

Patah Hati

Gara gara nonton American Idol saya jadi ingat kejadian kejadian patah hati (sebenarnya korelasinya hampir 0 sodara sodara) : Hmmmm...patah hati yang saya inget cuma ada dua sih, patah hati yang pertama dan yang terakhir kali saya alami:

Kelas 2 SMP

Pacaran waktu SMP kelas 2 = lempar lemparan surat cinta di jalan pulang, titip titip salam lewat teman, ditelepon sore sore sebelum pergi ke TPA, dan menelepon dari wartel dekat rumah, neleponnya berhenti di angka 1000 rupiah soalnya, duit jajan cuma 1500...

Diputuskan lewat telepon...rumah... setelah 9 bulan pacaran...karena cewek lain. Percayalah terkadang sinetron itu benar adanya. Hehe.

#salah sendiri kecil kecil pacaran

Coba saya punya kemampuan menulis lagu seperti Taylor Swift, pasti saya duluan yang menulis Forever and Always..tapi dia tidak pernah bilang forever and always sih, jadi dimaafkan...

Soundtrack : Coba udah ada Keris Patih (hahaha)

Kelas 3 SMA

Anggota band sekolah, punya banyak penggemar, pintar, baik... tipe tipe cowok idola di SMA gitulah. Saya akui saya duluan yang suka sama dia. Tapi bukan Restu namanya kalau tidak bisa bikin kecengan jatuh cinta. HAHAHAHAHAHA. Oke...singkat cerita, selama di kelas 3 kami sering menghabiskan waktu bersama : diantar pulang setelah bimbel, nonton pentas seni, nonton bioskop, haha hihi di mushola sekolah tiap sholat dhuha (kalau ada maunya aja rajin sholat dhuha..hehe!! jangan ditiru anak-anak!), diapelin ke rumah, telepon berjam jam, belum lagi segala omongan tentang impian, keinginan, dan lain sebagainya. Kami tidak resmi pacaran, karena dia tidak mau menjadikan saya pacarnya sebelum jelas kami diterima kuliah dimana (Heh?). Anehnya waktu itu saya terima-terima saja. Dasar ABG labil.

Dan ketika saya dinyatakan diterima di ITB, dia menghilang. Mungkin semacam ini lah kalimatnya : "Aku gak bisa sama kamu lagi, karena kamu berhasil masuk perguruan tinggi impian kamu yang punya passing grade setinggi langit, dan kamu bakalan jadi cewek gaul di Bandung, sementara aku masih disini ". Yeah boy and his pride. Sakit hatinya saya rasakan selama 6 bulan pertama saya di ITB. Untunglah saya ada di kehidupan yang baru, dengan teman teman yang baru pula. Jadi kurang dari setahun saya sudah lupa kalau sakit hati, dan punya pacar baru lagi (Yaayyy!!).

Soundtrack : Avril Lavigne - My Happy Ending. Sampai sekarang kalau dengar lagu itu, saya masih ingat saat-saat dimana saya membuat mata saya bengkak karena menangis semalaman di hari pengumuman SPMB (orang tua saya berpikir itu karena saya terlalu gembira. Mana ada orang gembira menyetel lagu patah hati keras-keras?).

Tentu saja ketika patah hati terjadi saya marah dan sedih. Tapi kalau dipikir-pikirnya sekarang, patah hati itu apa ya... hmmmm...mendewasakan (halah!). Saya tidak dendam dengan orang-orang yang telah membuat saya patah hati, karena siapa tahu saya juga pernah bikin orang lain patah hati (Hahahaha). Lagian waktu itu kami masih sangat muda (sok dewasa). Satu hal yang saya sesalkan, kenapa waktu patah hati, saya langsung menghilangkan semua kenang-kenangan seperti surat-surat dari mantan pacar saya di SMP dan SMS dari rekan HTS saya di SMA. Coba masih saya simpan...bisa saya jadikan bahan riset kali (halah!!).

Ngomong - ngomong, sudah hampir 6 tahun saya tidak patah hati karena pacar. Hebat juga pacar saya yang sekarang. Hehe.

Read more ...

Friday, February 11, 2011

Tentang Teman

Tidak ada kejadian khusus yang membuat saya menulis tentang teman. Hanya saja tiba tiba saya ingat cerita ini.

Dulu di Sekolah Dasar saya punya dua teman akrab, satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Kami dekat, karena sering ditunjuk guru sebagai perwakilan sekolah di perlombaan-perlombaan mata pelajaran. Waktu SD saya memang masih dianggap pintar. Hehe.

Kami punya banyak kenangan. Beberapa diantaranya yang masih saya ingat sampai sekarang seperti terkunci di ruang kesenian kemudian dengan heboh memukuli gamelan agar menarik perhatian orang di luar, mencampur campur bahan bahan kimia di kit percobaan IPA dan membuat semua tabung reaksi berubah warna menjadi merah muda, menumpahkan merkuri dan berusaha memasukannya kembali ke dalam tabung (ketika berhasil masuk kembali ke tabung, merkurinya sudah berubah warna jadi cokelat karena menggelinding kesana kemari di lantai yang berdebu), menjatuhkan kucing milik penjaga sekolah dari lantai 2, karena ingin membuktikan "kucing punya nyawa sembilan", dan menangis bersama saat kalah lomba cerdas cermat P4. Sayangnya walaupun akrab dan masuk ke SMP dan SMA yang sama, karena minat dan aktivitas yang berbeda, semenjak lulus SD kami tidak berteman dekat lagi, hanya berteman biasa.

Saya ini bukan termasuk teman yang baik, walaupun secara keseluruhan saya ini baik (HAHA). Menjadi teman saya berarti menerima konsekuensi bahwa saya sering tidak menaruh perhatian pada detail seperti tanggal ulang tahun. Sungguh, kalau tidak ada social media saya tidak akan ingat ulang tahun teman.

Itulah yang terjadi dengan kedua teman SD saya tadi, saya tidak pernah ingat ulang tahun mereka. Jangankan memberi kejutan perayaan, mengucapkan selamat pun hanya sekedarnya. Jahat ya saya?. Walaupun saya tidak pernah ingat ulang tahun mereka, tapi kedua teman saya itu selalu ingat ulang tahun saya. Paling tidak sampai kami ada di kelas 2 SMA, mereka selalu memberikan kado, atau kejutan di hari ulang tahun saya.

Ulang tahun saya yang ke-17, bertepatan dengan 1 tahun meninggalnya eyang saya, ibu dari bapak. Eyang saya memang meninggal tepat di hari ulang tahun saya yang ke-16. Masih sedih dengan meninggalnya Eyang, Bapak tidak mau merayakan ulang tahun saya yang ke-17. Saya ingat hari itu saya sebal karena saya merasa bersalah untuk berbahagia, padahal itu ulang tahun saya. Di sekolah banyak yang menanyakan kapan pesta ulang tahun saya diadakan. Jaman SMA memang jamannya pesta ulang tahun ke-17. Malas menjelaskan, saya hanya senyum-senyum jika ada yang bertanya. Sok misterius gitu deh. Hehe. Untuk pertama kalinya saya ingin hari ulang tahun saya cepat berakhir.

Bel sekolah berbunyi, dan teman-teman sekelas mengadakan ritual guyur air untuk saya yang berulang tahun. Menyenangkan dan sangat menghibur. Tapi yang membuat saya tidak jadi menyatakan ulang tahun ke-17 saya sebagai ulang tahun paling menyebalkan adalah kejutan yang diberikan olah dua teman SD saya.

Kejutannya sederhana, hanya guyur guyuran dengan selang air di halaman belakang sekolah dan kado kecil, tapi yang membuat saya tersentuh, saat itu saya dan dua teman saya itu sudah sangat jauh untuk bisa dikatakan teman dekat. Jangankan repot repot memberi kado, mengobrolpun kami jarang. Terharu, senang dan bersalah saya rasakan sekaligus saat itu. Saya bahkan tidak pernah ingat ulang tahun mereka, tapi mereka masih ingat ulang tahun saya, dan mau bersusah payah merayakannya.

Saya ingin mengatakan bahwa semenjak kejadian itu kami kembali berteman akrab dan mereka adalah teman terbaik di seluruh dunia. Tapi tidak, kehidupan terus berlanjut, dan kami kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Kami lulus SMA dan masuk ke Perguruan Tinggi yang berbeda. Saya kehilangan kontak dengan teman-teman saya itu.Terakhir saya dengar, salah satu dari mereka menjadi pegawai di kementerian, dan yang lainnya sudah menikah dan menjadi dosen. Mungkin mereka sudah tidak ingat kejadian itu, dan mungkin saya tidak pernah mengatakannya. Tapi ketulusan mereka di hari itu adalah salah satu hal terbaik yang pernah saya dapatkan dari teman, dan karenanya akan saya ingat sampai akhir hidup saya.

Read more ...